Wawancara merupakan percakapan
antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara.
Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang
pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.
Dalam sebuah wawancara kerja, sangat penting bagi Anda untuk memperkenalkan
diri kepada semua orang di ruangan secara benar. Berikut adalah beberapa tips
untuk membantu Anda membuat kesan pertama yang kuat.
Siapkan
Pendahuluan
1.
Pilih
pakaian yang cocok dengan lingkungan kerja (formal, semiformal, atau kasual)
dan rapikan diri dengan benar. Gaya rambut tidak berantakan dan usahakan tidak
menutupi sebagian wajah Anda. Kuku harus bersih dan pendek.
2.
Datanglah
setidaknya 15 menit lebih awal dari waktu wawancara yang ditentukan. Cara ini
bisa membantu Anda menenangkan kegelisahan dan memeriksa ulang setiap
penampilan Anda di cermin kamar mandi.
3.
Pastikan
Anda memiliki nafas segar. Gunakan trik kuno dengan memakan permen karet
sesampainya di lokasi wawancara.
Masuk pada
Pendahuluan
1.
Berdiri
dan melangkah maju dengan benar saat memperkenalkan diri kepada
orang-orang potensial. Seperti, pemimpin
perusahaan, manajer, atau kepala PSDM. Tegaslah saat berjabat tangan. Meskipun
Anda kidal, tetap gunakan tangan kanan.
2.
Lihatlah
pewawancara Anda pada matanya saat
memperkenalkan diri. Jika itu adalah pertemuan pertama, gunakan nama
pewawancara. Misalnya, "Halo, Pak Surya. Senang bertemu dengan Anda. Saya
Jane."
3.
Merespon
dalam bentuk komentar pewawancara Anda. Jika ia berkata, "Senang bertemu
dengan Anda," maka Anda harus mengatakan, "Terima kasih. Senang
bertemu Anda juga, Pak/Bu." Bersikaplah sopan dan longgarkan saraf Anda
alias jangan tegang selama wawancara.
Amati
Pewawancara Anda
1.
Jangan
duduk sampai pewawancara Anda melakukannya atau meminta Anda untuk mengambil
kursi.
2.
Perhatikan
bahasa tubuh pewawancara. Jika ia tampak terganggu atau gelisah, ringankan
suasana dengan menceritakan sebuah cerita menarik namun relevan tentang
kualifikasi Anda.
3.
Jangan
menginterupsi pewawancara. Tunggu sampai dia menyelesaikan kalimat atau
pertanyaan sebelum merespon atau mengajukan pertanyaan kepada Anda. Jika Anda
tidak memahami pertanyaan atau pernyataannya, minta ia menjelaskan atau
mengulanginya.
Jangan
pernah membocorkan informasi pribadi dalam wawancara kerja. Anda tidak harus
menjawab pertanyaan tentang orientasi seksual, usia, ras, agama, atau status
perkawinan.
Wawancara
kerja merupakan salah satu tahap dalam proses perekrutan/penerimaan karyawan
yang sangat menentukan. Walaupun terkesan sederhana dan mudah, tidak jarang
terdapat pelamar yang gagal dalam proses wawancara kerja ini. Pertanyaan yang
biasa diajukan pada saat wawancara kerja memang sangat beragam, bahkan beberapa
di antaranya merupakan pertanyaan "jebakan" yang bertujuan untuk
mengorek lebih jauh tentang siapa diri pelamar sebenarnya. Oleh karena itu,
penting bagi para pencari kerja untuk mengetahui contoh-contoh pertanyaan
wawancara kerja untuk meminimalisasi kesalahan menjawab pada saat wawancara
kerja.
Berikut
ini adalah beberapa contoh pertanyaan wawancara kerja.
1.
Ungkapkan
siapa diri Anda dalam 3 kata.
Jangan pernah berbohong untuk
menjawab pertanyaan ini. Karena jawaban dari Anda akan digunakan sebagai dasar
untuk men-counter jawaban Anda pada pertanyaan yang lain.
2.
Mengapa
melamar di perusahaan ini? Atau apa yang Anda ketahui tentang perusahaan ini?
Ada baiknya Anda mempelajari serta
mengetahui sedikit info mengenai perusahaan yang Anda lamar. Namun, jangan
sekali-kali sok tahu kalau memang Anda tidak tahu apa pun tentang perusahaan
yang Anda lamar.
3.
Mengapa
keluar dari tempat kerja sebelumnya?
Walaupun di tempat kerja
sebelumnya kita bermasalah dengan bos yang galak atau teman kerja yang suka
"menyikut", jangan sekali-kali kita mengungkapkan hal tersebut pada
saat wawancara kerja.
4.
Berapa
gaji yang Anda inginkan?
Beberapa perusahaan memberikan
pertanyaan ini sebagai pertanyaan retorika (pertanyaan yang tidak perlu dijawab
karena mereka sudah punya standar gaji), namun jangan pernah kita menjawab dengan:
terserah perusahaan mau menggaji saya berapa. Karena selain terlihat sangat
desperate juga membuat kita menjadi tidak memiliki bargaining power di depan
pewawancara. Oleh karena itu, sebaiknya kita memiliki hitungan sendiri tentang
berapa gaji yang kita inginkan berdasarkan jumlah kebutuhan bulanan termasuk
jumlah tabungan dan juga berapa kemampuan kita akan dihargai.
5.
Apa
yang akan Anda lakukan bila anda diterima kerja di sini?
Jawaban atas pertanyaan ini akan
sangat tergantung dengan posisi yang kita lamar.
6.
Apa
yang Anda lakukan di waktu luang?
Rahasia dari jawaban pertanyaan
ini adalah: jangan pernah mengatakan melakukan aktivitas internet di depan
komputer/laptop/handphone.
7.
Apakah
Anda bersedia bekerja lembur?
Ini merupakan pertanyaan yang
menjebak sebenarnya. Karena pasti tidak ada karyawan yang senang bekerja
lembur. Begitu juga dengan perusahaan, tidak ada perusahaan juga yang dengan
rela membiarkan karyawannya bekerja lembur terus-menerus karena lembur
merupakan salah satu indikasi adanya ketidaefisienan kerja para karyawan. Oleh
karena itu, kita harus bisa menjawab secara diplomatis seperti ini: kalau
memang pekerjaan belum selesai saat jam pulang padahal saya sudah berusaha
maksimal, maka saya tidak keberatan untuk bekerja lembur. Namun saya lebih
senang bila pekerjaan saya bisa selesai tepat waktu.
Hal yang
harus dihindari saat wawancara:
1.
Menanyakan
gaji atau tunjangan
2.
Hindari
prkataan dengan kaata mengapa
3.
Hindari
lawan perusahaan
4.
Seberapa
sering penilaian dilakukan
5.
Menanyakan
fleksibilitas jam kerja
6.
Jangan
tanyakan kemungkinan bekerja dari rumah
7.
Jangan
tanyakan apakah anda mau melihat referensi saya,
8.
Jangan
tanyakan apakah anda akan memantau jejaring sosial di internet
9.
Jangan
tanhakan tentang ruang kerja
10. Jangan
tanyakan tentang promosi
Artikel selanjutnya: Administrasi Perkantoran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar